Sunday, February 7, 2010

Yang Tercecer, Depok-Leipzig

Ingatkah kau

Di antara capuccino, dan vanila ice
Kita pernah terbenam dalam debat soal Plato, Marx, Nietczhe
Sampai ke teori Pangea, hubungan antara etnis dan tingkat intelejensia suatu bangsa
Dan kita pertanyakan terus
Bagaimana agar Indonesia bisa agak maju atau justru tak pernah bisa maju
Lalu kutawarkan cuci otak para pemimpinnya
Menculiknya ke Puncak atau apalah dan disana kita hipnotis dengan dogma-dogma

Dan kita terngakak bersama

Ingatkah kau

Email-email kita dulu sama sekali jauh dari romantisme
Justru membahas Hitler, Nazi, sampai Yahudi dan Zoroaster, serta konsep surga-neraka yang diwariskan nabi Persia itu
Atau bagaimana membuat semua agama kembali bersatu dalam kesamaan ideologi Zoroaster

Dan kita terbahak bersama

Tahukah kau

Di sampingmu, aku merasa sebagai perempuan tercantik dan terpintar di dunia
Seolah jagat raya ini adalah kekuasaan kita
Kau raja dan aku permaisurinya
Mengatur semaunya
Persetan semua orang

Dari kafe mahal di mall sampai warung kopi pinggir jalan
Politik dunia, negara, filosofi basi, kepalsuan duniawi, kedokteran, sampai asal muasal bumi dan seisinya, kita blejeti
Dan akhirnya hanya satu yang kita mau
Bersama selamanya
Persetan dunia mau jungkir balik beserta semua pemimpin dan rakyatnya

*menelangsa dicekam rindu Depok-Leipzig*

No comments: