Sunday, February 7, 2010

Reuni Para Pejalan Sunyi

*Istilah "pejalan sunyi" dilhami dari Bondan Wibisono, seorang teman yang hingga kini mengaku masih menjadi pejalan sunyi.*

#Definisi pejalan sunyi: orang yang merasa kesepian karena jalan pikirannya tidak sama dengan kebanyakan orang di sekitarnya. Mereka terpaksa berkompromi, berpura-pura menganut pola pikiran mainstream, sependapat dengan suara mayoritas. Padahal para pejalan sunyi punya mimpi, cita-cita, idealisme yang luar biasa hebat, yang terpaksa mereka pasung. Kepada mereka lah puisi ini kupersembahkan. Teman-temanku, sesama pejalan sunyi.#


Aku bersua banyak sesama pejalan sunyi. Di kaki gunung, trotoar berdebu, pojokan kampung kumuh, plaza glamour, hingga warnet bising.

Pejalan sunyi berani mendesahkan bait-bait merdunya ketika bersemayam di dunia maya

Mereka muncul tanpa topeng keseharian, melalui kata, kalimat, alinea, hingga sebuah naskah yang luar biasa.

Dapat kubayangkan para pejalan sunyi itu mengetukkan jari pada keyboard komputer dengan penuh semangat, menyembulkan jati diri yang sesungguhnya.

Sebagai sesama pejalan sunyi, aku menangkap aroma kesepian itu
Dan ketika mereka semua kuperjumpakan, lagi-lagi hanya nyanyi sunyi yang diperdengarkan

Ketika seorang pejalan sunyi bersua sesama pejalan sunyi, mereka hanya saling menatap tak percaya.
Sungguhkah kau betulan ada atau hanya bersembunyi dengan topeng yang kau curi dari wajahku?
Tidakkah kau akan menelepon intel dan menyerahkanku padanya bulat-bulat?
Mereka pun hanya berdendang bisu
Tanpa sepatah kata

Pecahkan segera kesunyian itu, kawan!
Diam tak selalu berarti emas
Aku sudah budek dengan kicau teriakan otak bebal di luar sana
Suara mereka terlalu sumbang namun lantang
Aku lebih memilih berkawan dengan para pejalan sunyi
Namun, tidakkah kau sedemikian kesepian, kawan?
Ikutlah berteriak lantang denganku
Nyanyikanlah mimpi indah kita
Sampai para bebal di luar sana mati dibuatnya

No comments: