Sunday, February 7, 2010

Facebookhood, Begitu Saya Menyebutnya

Waktu join FB dulu sebenarnya hanya penasaran saja, apa iya lebih oke dari FS? Eh ndilalah malah FS terlupakan sudah, passwordnya lupa, link-nya juga lupa. Kini tiada jam tanpa FB. Sampai akhirnya menemukan manusia-manusia yang kadang sejiwa, kadang nyebelin, atau awalnya nyebelin, eh lama-lama asyik juga. Ada juga yang sebaliknya, awalnya asyik tapi kelamaan kok kurang ajar minta di-remove. Hahaha.

Saya juga ikut Twitter, tapi malas karena kok ngga variatif. Cuma bombardir teks pesan sama foto kecil saja. Sebagai orang yang hobi nulis dan mempublikasikan tulisan, link web sendiri, kadang foto, Twitter kurang mengakomodasi diri saya. Jadi saya masih cinta FB-lah daripada Twitter.

Efek psikologi ikutan FB baru saya sadari belakangan ini setelah iseng menganalisa. Eh ternyata teman-teman FB saya sangat variatif. Ada yang politisi, mahasiswa, aktivis, seniman, orang media massa, penulis, penerbitan buku, musisi, pegawai negeri, anak SMP, SMA, pengangguran, artis jadul, artis masa kini, anggota DPR, caleg, kartunis, programer komputer, hacker, CEO, office boy, ibu rumah tangga, dosen, guru, waduh banyak banget! Usia mereka antara 14-55 tahun, kalau tak salah.

Di FB ini saya menemukan beberapa teman seideologi juga. Ada beberapa teman yang sudah pernah bersua, banyak pula yang belum sama sekali namun sudah merasa sreg berteman. Ada yang jauh usianya di atas saya, sepantaran, atau jauh lebih belia.

Yang lebih tua itu saya anggap para om, tante, mas, mbak, kakak, tempat saya bisa bertanya banyak hal yang saya belum mudeng. Mereka dengan pengalaman dan kompetensinya bisa dijadikan teladan. Status mereka ini biasanya sangat inspiratif, memberi masukan berharga. Kalau baca status teman yang lebih tua dan berpengalaman di bidangnya, saya kerap membatin, "Ohhh benar juga ya.." atau "Ooooo begitu ya ternyata...baru tahu saya." Intinya, para teman yang lebih mapan ini memacu saya untuk bisa sehebat mereka kelak.

Lantas teman sepantaran, yang usianya kira-kira samalah dengan saya..berkisar 6 tahun lebih muda sampai 3 tahun lebih tua. Dengan mereka ini saya serasa punya teman seperjuangan. Pada usia yang kurang lebih sama, kami merasa mewakili generasi yang sama. Enaknya, kita bisa berbagi ide, sedikit bernostalgia tentang masa lalu: musik, buku, film, makanan, fashion yang sezaman. Pada teman sepantaran kita bisa cela mencela tanpa risih, ledek-ledekan, mulai yang sok sopan sampai paling ancur. Dan kalau ada oknum yang macam-macam, kita bisa saling dukung. Oh indahnya.

Eits, saya juga punya teman-teman yang saya juluki sebagai para adik di FB. Mereka ini pelajar SMP, SMA, dan mahasiswa, atau yang masih fresh graduate atau bekerja tapi masih belum lama. Weleh, ternyata bergaul sama mereka ini membawa angin segar tersendiri. Saya jadi tau apa itu capcus, lebay, bahasa alay, apa saja yang lagi tren di mereka. Para teman usia belia membuat saya terkenang pada masa seusia mereka yang gila abis, meletup-letup, produktif, emosionil, narsis, ngototan, dsb dsb. Ah, sebuah semangat muda yang tiada tandingannya dalam sejarah hidup manusia deh. Mereka kadang share dengan saya mengenai karya-karya mereka, sekedar curhat, atau tanya ini-itu sedikit tentang profesi saya. Aih, sungguh para adik yang lucu.

Facebookhood, demikian saya menyebut semua relasi pertemanan ini. Bukan saudara, sahabat, kerabat, atau apapun itu, namun kami memiliki ikatan walau hanya di dunia cyber. Ikatan pertemanan yang bisa saja kelak menjadi teman sesungguhnya di dunia nyata. Ah semua gara-gara Mark Zuckerberg!

Bagaimana dengan kamu?

No comments: