Sunday, February 7, 2010

Mahalnya Harga Sebuah Mood....Hiks!

Sedikit anomali, akses Internet sedang was wus banget saat saya membuka laptop dan konek ke 3G IM3 Indosat goceng buat 4 jam. Sungguh murah meriah tapi terkesan elit. Ya, sebab saya pakai Macbook properti kantor dan konek ke ponselnya pakai Bluetooth. Jadi sungguhan wireless acces paling mudah dan murah.

Otak dan hati saya sedang agak kisruh (istilah kisruh seddang top lho sejak kasus DPT Pemilu). Jadi itu merupakan pembenaran untuk mampir ke gerai kopi kapitalis Starbucks. Bekerja sambil mencari suasana cozy, seperti kebanyakan profesional muda masa kini. Eh maaf, ngga terlalu muda sih, sudah kepala 3. Tapi masih lebih muda lho dari ibu saya. Haduh ngga penting!

Saya sedang mengedit artikel tanya jawab klien sembari chat dengan sang belahan jiwa di Leipzig nun jauh di sana. Sedang sangat mood buat bekerja sambil tetap gaul sana sini di FB, YM, dan email serta milis. Sungguh sebua suasana nyaman untuk menjadi egois.

Eh mendadak seorang ibu dengan anak sekitar usia 3 tahun ujuk-ujuk brek duduk sebelah saya. "Mbak, kursinya kosong kan?" Saya cuma ngangguk. Eh ternyata dia menggeret (ini bahasa Jawa tapi saya suka deh sebab sangat mewakili objeknya: geret, artinya ditarik tapi menimbulkan bunyi "GREEEEEET') kursi sofa empuk sebelah saya.

Didudukannya anak cowok 3 tahun berwajah nakal dan berkaki ngga bisa diam tepat di sebelah saya. Lalu si ibu sibuk menaruh ransel dan segala tetek bengeknya di sana sini. Apakah saya terganggu? Hmmm saya bayangkan anak cowok 3 tahun itu pastinya akan nggeratak sana sini.

Itu belum apa-apa. Si ibu mengeluarkan laptop dari ranselnya yang berisi tetek dan bengek itu tadi. Lalu laptop dinyalakan, dan bersamaan itu pula ia memperlihatkan sekeping DVD atau apalah itu. Maka dimulailah kebrisikan itu. Horeeee!

DVD dinyalakan dengan volume cukup keras, mengalahkan musik indah kafe. Dan si anak yang suaranya cempreng itu melonjak-lonjak kegirangan.

Horeeeeee! Starbucks sudah menjadi arena bermain dan momong anak. Horeeeeeeee! Menguap sudah suasana sok cozy dan sok mood kerja yang tadi saya sangat nikmati. Horeeeeee, sia-sia sudah saya merogoh kocek ekstra demi membeli suasana cozy di kafe kapitalis mahal ini! Horeeeeeee, tetap saja para Orang Kaya Baru alias OKABEH adalah raja segalanya! Mereka bebas ngapain aja sebab merasa punya uang dan demen banget pamer tanpa mengindahkan etika.

Horeeeeeeee, sekarang si ibu kakinya naik ke sofa tanpa malu, memamerkan jempol kakinya ke saya dan semua pengunjung.

Horeeeeeeeeeeeeee, si anak mulai rewel dan reseh teriak-teriak.

Saya membayangkan, someday Starbucks atau Olala, Coffee Bean, dan semua kafe keren lain akan disumpeki ibu-ibu OKABE arisan. Kemanakah saya mencari suasana cozy dan tenang? Kuburan? Siapa biang kuburan itu sepi? Kuburan bukannya sejak lama tren jadi tempat mesum? Iya lho, saya pernah baca di mana gitu, katanya kuburan malah jadi tempat transaksi seks komersil lho..haduh haduuuuhhhhh.

No comments: