Sunday, February 7, 2010

Teman: Past, Present, dan Future

Makin tua, mestinya teman makin banyak. Di usia saya yang kepala 3 ini (ngga usah disebut pastilah, malu2in aja setua ini masih belum gablek BMW atau Mercy), teman-teman saya terdiri atas masa SD, SMP, SMA, kuliah, nongkrong2 ngga jelas, kerja, temannya teman, narasumber, klien, teman bisnis, teman dunia maya, dan seterusnya.

Kita tak pernah tahu mana yang teman sejati. Ah, kata itupun sudah basi pastinya. Kalau ketemu teman SMA, kami sering saling memaki betapa menjijikkannya kelakuan kami dulu. Betapa banyak dendam akibat masa muda kami dulu sama-sama egois, berebutan idola, mencemburui pacar pertama, sirik-sirikan, dan sejenisnya. Bersua teman SMP membuat saya kian jijik sebab dulu saya belum mengenal dunia. Saya melihat betapa ancur leburnya penampilan jadul saya masa SMP. Ih jijay, itu bukan saya!

Ada satu teman yang tak pernah berubah. Teman sejak masa susah saya. Sejak saya masih ngekost di bilik bobrok, sampai sekarang saya menghuni rumah apik milik sendiri. Herannya, hingga kini setiap kali saya dilanda susah, dia muncul tak terduga. Seperti saat saya dirawat inap di rumah sakit akibat demam berdarah durjana 2 pekan silam.

Dia muncul begitu saja, padahal saya ngga kabari bahwa saya sakit. Dia bawakan berliter-liter jus jambu merah yang katanya mempan buat ngobatin DBD. Dia begadang demi nungguin saya. Dia saya maki-maki saking noraknya nanya dimana tempat merokok, padahal jelas2 itu rumah sakit. Dia saya usir2 akibat mengecewakan saya tak memenuhi janjinya membawakan saya bubur ayam.

Ugh, jahatnya saya!

Tapi dia teman sejati. Cuma dia teman yang mau buangin pipis di pispot saya.

Lalu kembali terkuaklah sejarah persahabatan kami di masa silam... Ya, di antara sekian banyak teman, hanya dia yang setia megikuti alur hidup saya sampai sekian lama (14 tahun bo, 14 tahun!!!) . Meng-update kondisi hidup saya, padahal dia ngga punya FB dan HP-nya pun sudah soak. Ngga punya YM atau email yang rajin dibuka. Dia asli teman sejati yang tahu keadaan saya cukup dari telepati hati.

Ya, dialah teman saya di masa lalu, kini, dan depan. Past, present, dan future.

Teman macam apakah anda? Hanya past saja, present saja, future saja, atau ketiganya sekaligus?

No comments: