Sunday, February 7, 2010

Ayah Saya Tidak Terkenal, Hanya...Terhebat!

Ada beberapa teman tanya, kok mendadak saya nambahin nama Iskandar di belakang nama saya. Entah, mendadak saja saya sentimentil di akhir pekan kemarin. Teringat ayah yang kian menua di usia menjelang senjanya di Desa Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah sana.

Banyak orang menyertakan nama ayah atau nama keluarganya, dengan catatan jika nama itu bisa mendongkrak popularitasnya. Kalau kakek atau ayahnya terkenal, sebagai orang sukses, konglomerat, sastrawan ternama, presiden, politikus, penyanyi, penyair, apapun itu, maka seluruh keturunannya berusaha keras membawa namanya. Bahkan yang bukan keturunan langsung pun tak mau rugi mendompleng nama sakti itu.

Ayah saya memang bukan orang terkenal. Tapi dia sangat spesial buat kami anak-anaknya. Masa mudanya menyimpan sejuta pengalaman tak terkira. Wow, kau tak percaya kalau mudanya dulu ayahku mirip aktor jadul angkatan Roy Marten, Roby Sugara? Dia juga atlet binaraga berprestasi. Di rumahnya masih tersisa sejumlah foto-foto dia tengah beraksi mirip Ade Rai dan koleksi barbelnya tetap tersimpan. Ayahku juga seniman luar biasa. Dia pelukis naturalis sealiran Basuki Abdullah. Kau juga bisa melihat foto-foto merekam aktingnya di atas panggung ketoprak dan wayang orang.

Ada saat dimana saya tidak terlalu peduli dengannya. Banyak bahkan. Namun seiring waktu berlalu, kebanggaan saya sebagai putri ketiganya kian membara. Kami tak pernah tinggal serumah, asal kau tahu itu. Hubungan kami berbeda dengan kebanyakan hubungan ayah-anak. Tapi itu tak mengurangi rasa sayang dan bangga saya padanya. Dan menyertakan nama belakangnya di belakang nama saya hanya sebagai simbol rasa bangga saya padanya.

Tidak harus punya ayah terkenal kan untuk bisa menyertakan namanya di belakang nama kita? Yang jelas dia harus ayah yang hebat!

No comments: