Sunday, February 7, 2010

Babushka, Komunisme, Mimpi Masa Kecilku

Kalau ditanya, belahan bumi mana yang paling ingin saya kunjungi sejak dulu, jawabannya: Eropa Timur, Rusia, dan sekitarnya. Beruntung, Arli kini ada di Leipzig, Jerman, yang lebih dekat ke kawasan itu. Jadi terealisasilah keinginan saya memiliki boneka lucu ala Rusia yang selama ini hanya saya lihat di sampul buku Kampus Kabelnaya karangan Koesalah Soeagyo Toer, adik Pramoedya Ananta Toer almarhum. Saya jepret di depan MacBook kesayangan, saya pajang di sini. Aih manisnya. Paduan budaya Rusia dan Amerika yang saling konradiktif.

Karena gemes sama bentuknya, saya jadi sempat penasaran dan googling tentang boneka imut ini. Namanya Matryoshka atau dikenal juga dengan nama Babushka. Ini suvenir khas sana, yang kabarnya adalah hasil perpaduan dengan budaya Jepang. Hmm unik bukan? Nanti kapan-kapan saya mau investigasi khusus soal ini.

Kenapa Eropa Timur? Hmm, sekitar 2006 saya pernah ke Eropa Barat, tepatnya Perancis. Di situ saya sempat menyusuri Paris hingga Cannes, Nice, Monaco, melihat sejenak Italia dari kejauhan. Eropa Barat tak menyimpan misteri seperti Eropa Timur. Semua kira-kira sama lah dengan yang kerap kita baca di buku atau tonton di film. Tak ada sesuatu yang eksotis. Beda dengan Eropa Timur dan Rusia.

Sejak kecil saya senang dengan segala yang berbau Rusia dan sekitarnya. Tirai Besi itu membuat saya ingin tahu lebih banyak. Mungkin karena dulu pernah dengar lagunya Nina Hagen, penyanyi Jerman yang kabarnya penganut komunis. Ditambah buku-buku Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, Mungkin karena saya lahir dan besar di era Orde Baru dimana komunisme dan sosialisme menjadi sangat tabu dibicarakan di Indonesia. Waktu kuliah saya seperti mendapat berlian ketika bisa menemukan buku-buku Pramoedya Ananta Toer di rak buku seorang teman. Bacaan yang langka saat itu mengingat karya Pram masih di-banned.

Intinya, di zaman itu semua hal yang berbau komunisme, sosialisme, kiri, Uni Sovyet, sangat sangatlah sexy!

Dan kini, belasan tahun kemudian, saya nyaris bisa mewujudkan semua kegilaan saya pada hal-hal berbau Rusia. Saya bersua Arli, yang ternyata lancar diajak ngobrol soal komunisme dan sosialisme, bisa membahas karya-karya sastra Rusia. Seperti jawaban alam semesta saja, Arli pun menuntaskan S3 di Leipzig, kota bekas wilayah Jerman Timur yang masih lekat dengan atmosfer komunisme dan lumayan dekat dengan Rusia. Kalau tak ada aral melintang, semua suasana eksotis yang saya dambakan sejak kecil itu akan segera saya alami langsung. Desember tahun ini ada rencana untuk mengunjungi Leipzig, lalu saya ingin menyusuri Cheko, Rumania, dan sekitarnya.

Impian saya selanjutnya adalah bepergian ke Rusia, mempelajari budaya sana, dan menulisnya dalam bentuk buku. Yang lebih tinggi lagi? Ke Mongolia, Tibet, Himalaya, Lebanon, Mesir, Yerusalem, Whoaaaa kebanyakan impian!

No comments: